Nama: M. Fadhil Pratama
NIM: 13321102
Judul Buku: Etika Jurnalisme Prinsip-prinsip Dasar
Pengarang: Zulkarimein Nasution
Tahun: 2015
Jumlah halaman: 181 halaman
Ulasan:
Buku
ini memaparkan perihal etika jurnalisme. Di bagian awal buku ini, pembaca akan
disajikan pemaparan mengenai pengertian dan makna etika dan pentingnya peran
etika dalam bidang jurnalisme. Setelah itu, berlanjut kepada pemaparan mengenai
hubungan etis jurnalisme dengan public, keprofesian dan etika jurnalisme, dan
prinsip-prinsip utama etika jurnalisme. Di bagian akhir ini, pembaca akan
disuguhkan pula pemaparan ihwal pelanggaran etika profesi jurnalisme (baik
untuk kasus di Indonesia maupun di luar negeri) serta pemaparan mengenai
tantangan yang dihadapi oleh jurnalisme. Buku ini dapat dibaca oleh para
mahasiswa khususnya yang sedang menempuh pendidikan oleh bidang ilmu komunikasi
atau juga ilmu jurnalistik.
Selain
itu, dapat dibaca pula oleh jurnalis, pemerhati bidang jurnalisme maupun
pemilik media. Seperti bidang profesi lainya profesi di bidang jurnalisme juga
membutuhkan etika. Etika dibutuhkan dalam jurnalisme agar berita yang
disampaikan ke public dapat dipertanggungjawabkan dan tidak melanggar ketentuan
etik jurnalisme. Oleh karna itu, dalam melakukan aktifitas jurnalistik
nilai-nilai atau prinsip-prinsip seperti akulrasi, objektifitas, keseimbangan,
independensi, akuntabilitas kepada public dan sebagainy. Posisi etika dalam
jurnalistik, dapat diibaratkan seperti kompas dan pemudi pada sebuah kapal diatas
kertas, kapal tersebut diasumsikan akan bias berlayar kemana saja yang
dikehendaki oleh nahkoda dan awaknya. Ketika berlayar kapal tersebuat akan
mengaruhi ombak serta menempuh badai dan gelombang. Agar kapal tetap terus kearah
yang benar, dan aman dibutuhkan pedoman yang handal. Disitulah kompas dan kemudi
berfungsi memandu haluan menuju ke tempat tujua. Jika berlayar tanpa pedoman,
kapal bias meluncur ke segala arah, dan tidak mustahil menemui nasib yang fatal
: menabrak karang lalu kandas dan tenggelam.
Pembahasan
mengenai keberadaan etika dapat dimulai dari penelusuran mengapa ada etika? Dalam
kehidupan manusia. Bertolak dari penjelasan bahawa manausia adalah makhluk social
maka hidupnya tak lepas dari interaksinya dengan manusia-manusia lain yang ada
disekitarrnya. Dalam berinteraksi dalam pihak lain, dibutuhkan pedoman prilaku
agar masing-masing tahu agar bagaimana menempatkan diri, agar interaksi
dimaksud tidak menimbulkan goncangan ataupun ketidaknyamanan dalam arti
sebenarnya. Itu sebabnya mengapa orang-orang yang beretika akan memperoleh
respek dari lingkungan sekitarnya. Jurnalisme memerlukan etika sebagai panduan
dalam melakukan tugasnya mencari dan menyampaikan kebenaran. Tugas mulia itu
dipercayakan masyarakat kepada pers karena percaya bahwa pada dasarnya
kepercayaan tersebut dijaga dan dipelihara oleh media dan wartawanya dengan
cara menaati sejumlah prinsip yang dirumuskan dalam kode etik.
Sejak
awal tumbuhnya profesi, syarat pengakuan masyarakat adalah ciri yang utama. Sejumlah
kriteria harus dipenuhi, barulah sebuah pekerjaan dapat disebut sebagai
profesi. Untuk mencapai status sebagai sebuah profesi, ada sejumlah kriteria
yang harus dipenuhi. Tidak semua pekerjaan lantas disebut dengan profesi. Status
keprofesian jurnalisme hingga kini, masih menghadapi sejumlah problem. Belum semua
kriteria profesi dipenuhi oleh sejumlah jurnalisme. Namun hal itu tidaklah
mengurangi kewajiban seorang jurnalis untuk mejadi dan berprilaku professional,
apakah jurnalisme sebuah profesi? Pakar media Silvio Waisboard melihat
kekhawatiran dewasa ini, tentang masa depan berita memberi kesempatan untuk
meninjau kembali konsep profesionalisme dalam jurnalisme.
Keprofesionalan
jurnalisme tidak terpisahkan dari keberadaan kode etik profesi ini dan keataan
warganya untuk melaksanakannya. Untuk mencapai status sebuah profesi, ada
sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Tidak semua pekerjaan lantas disebut
profesi. Status keperofesian jurnalisme hingga kini menghadapi sejumlah
problem. Bellum semua kriteri profesi dipenuhi oleh jurnalisme. Namun hal itu
tidak mengurangi kekeharusan seorang jurnalis menjadi professional.
Untuk
dapat memenuhi isi jurnalisme yang mulia : mencari dan menyampaikan kebenaran,
profesi ini dibekali dengan sejumlah prinsip etika yang berfungsi sebagai
penapis informasi yang dikumpulkan dan disunting untuk kemudian disajikan
kepada khalayak. Serangkaian penampis itu bila diterapkan, akan menjamin karya
jurnalistik yang dihasilkan oleh para jurnalis dapat memenuhi peran social dan
ekspektasi masyarakat kepada mereka.
Meskipun
penaatan pada kode etik merupakan ciri utama sebuab profesi dan menentukan
tingkat kredibilitas public terhadap profesi yang bersangkutan, nyatanya
sepanjang waktu tetap ada sejumlah pelanggaran etik yang dilakukan oleh
jurnalis dan media. Tidak semua warga profesi ini menaati sepenuhnya ketentuan
etika seperti yang termaktum dalam kode etik. Hal ini menjadi salah satu poin
yang mempengaruhi penilaian public mengenai status kerprofesian jurnalisme yang
hingga kini masih menghadapi sejumlah problem. Pelanggaran etika profesi oleh
para pelaku jurnalisme bagaimanapun juga menjadi catatan penting khalayak dalam
menimbang keprofesional bidang ini.
Pada
masa ini ke depan nanti, nilai-nilai dan praktik etik di lingkungan jurnalisme
menghadapi sejumlah tantangan. Penyebabnya datan baik dari lingkungan
jurnalisme maupun dari dalam jurnalisme sendiri. Tantangan dimaksus akan
menimbulkan banyak implikasi terhadap konsep dan praktik jurnalisme. Namun
demikian, diyakini bahwa etika akan tetap dibutuhkan bila jurnalisme ingin
survive.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar