- Judul : Orde Media : Kajian Televisi dan Media di Indonesia Pasca-Orde Baru
- No. ISBN : 9786020857008
- Penulis : Yocantra Arief/ Wisnu Prasetya Utomo
- Penerbit : Diandra Primamitra
- Tanggal terbit : September - 2015
- Berat Buku : 350 gr
- Jenis Cover : Soft Cover
- Kategori : Sosial-Politik
- Text Bahasa : Indonesia ·
- Harga : Rp. 55.520
Remotivi, sebuah pusat kajian
media dan komunikasi baru saja menerbitkan sebuah buku yang judulnya Orde
Media: Kajian Televisi dan Media di Indonesia Pasca-Orde Baru. Buku ini
merupakan buku perdana yang diterbitkan Remotivi. Isinya berupa tulisan-tulisan
yang pernah tayang di web www.remotivi.or.id .
Ada 37 tulisan dalam buku ini
dengan tema yang merentang dari analisis teks media, kritik terhadap praktik
jurnalistik, riset mengenai representasi tayangan televisi, sejarah ekonomi
politik industri media, sampai tema mengenai literasi media. Tulisan-tulisan
tersebut bisa dibilang menunjukkan respon terhadap industri media di Indonesia
pasca-Orde Baru.
Azhar Irfansyah misalnya, dalam
tulisan berjudul Rutinitas Berita dan Sinisme Terhadap Buruh menunjukkan betapa
diskriminatifnya media ketika memberitakan tentang buruh, baik itu demonstrasi
maupun tuntutan para buruh. Padahal dalam kerangka industri media, wartawan
juga merupakan buruh. Azhar menulis bahwa pada satu titik sinisme wartawan
terhadap buruh ini merupakan tragedi karena bisa saja wartawan tersebut bekerja
untuk majikan yang sama dengan para buruh yang demo. Konglomerasi yang menyebabkan
hal tersebut terjadi.
Roy Thaniago, dalam Menguji
Logika Pandji, mencoba membongkar pandangan-pandangan yang bias kelas dalam
merespon tayangan-tayangan televisi yang nirkualitas. Roy mula-mula mengkritik
pernyataan Pandji, seorang selebritas, yang kurang lebih menjelaskan bahwa
selera masyarakat kelas bawah yang menyebabkan tayangan televisi buruk dan
masyarakat dalam industri televisi hanyalah seorang konsumen, bukan warga
negara. Roy menyebut bahwa asumsi-asumsi semacam itu banyak diyakini para
pekerja televisi sehingga mereka terus memproduksi tayangan yang memenuhi
“selera masyarakat”.
Dalam tulisan Panggil Aku
Wartawan, Indah Wulandari menyebut bahwa makna profesionalisme wartawan
televisi mengalami pergeseran. Pernah ada masa di mana jurnalis memaknai
profesionalisme sebagai bekerja dengan skill dan idealisme jurnalistik yang
jelas. Sementara sekarang, berdasarkan laporan Indah, sebagian besar wartawan
televisi memaknai profesionalisme sebagai “menurut perintah atasan atau
perusahaan”.
Ariel Heryanto yang memberikan
endorsement menyebut bahwa buku ini merupakan “jawaban kolektif terhadap
sejumlah kebutuhan informasi, wawasan, dan perdebatan kritis dalam menghadapi
ledakan industri media massa di negeri ini.”
Jadi buat yang ingin tahu tentang bagaimana perkembangan media di Indonesia buku ini sangat bagus untuk dibaca, karena isinya kebanyakan adalah pengalaman pribadi dari setiap narasumber, bahasa yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
bisa beli buku ini dimana ya ?
BalasHapusBuku bisa dg kontak penerbit INSISTPress, press@insist.or.id
BalasHapusTerimakasih telah mereview buku INSISTPress. Rehal buku ikut dilansirkan di link: http://blog.insist.or.id/insistpress/arsip/13332
BalasHapusRehal buku ikut dilansirkan di link: http://insistpress.com/katalog/orde-media-kajian-televisi-dan-media-di-indonesia-pasca-orde-baru/
BalasHapus