Sabtu, 19 Maret 2016

Sekali Lagi



Nama: Risky Wahyudi
NIM: 13321092

Sekali lagi

“Oh tidak!” Keluhku dalam hati. Saldo uangku tinggal dua ratus tiga puluh ribu rupiah terpampang dari layar ATM. Wajah panik mulai timbul. Pertanyaan-pertanyaan yang tentunya tidak akan mampu memutar waktu muncul di benakku.
Perasaan baru seminggu yang lalu aku ditransfer uang sama orang tua. Aku meminta tambahan jajan untuk bulan ini karena baru seminggu dikirim, uang saku telah habis. Kemarin pun aku diomelin sama ayah. Beliau tampak kesal sepertinya.
“Baru seminggu uang sakumu udah habis? Kamu Ngapain aja di sana? Perasaan jika dihitung-hitung untuk uang makan sama keperluan sehari-harimu ayah rasa sudah cukup, Andre!” ujar ayah minggu lalu di balik layar ponselnya.
“Aku sudah mencoba hemat yah? Bahkan aku jarang sarapan pagi, untuk digabung dengan makan siang, biar bisa hemat. Tapi tetap nggak bisa yah. Aku pun heran kenapa aku bisa boros. Kayaknya karena BBM naik, jadi harga barang serba melambung tinggi,yah!” Ujar ku.
“Perasaan anggaran biaya pengeluaran ibumu di rumah nggak naik-naik amat kok! Toh, Buktinya Ibumu masih bisa masakin makanan yang lenak untuk ayah. Nah sedangkan kamu kok malah berhemat-hemat makannya. Perasaan ayah sudah bilang, untuk selera makan mu jangan ditahan-tahan. Ini persoalan bagaimaana kamu menjaga tubuhmu agar sehat dan bagaimana cara kamu menikmati segenap rezeki untuk bersyukur. Tapi inget jangan sampai boros! Segala sesuatu itu ada alasan.”
Aku hanya bisa terdiam mendengarkan ucapan ayah. Sambil mendengarkannya aku coba pikir-pikir ada apa gerangan dibalik semua ini. Kenapa diriku bisa seboros ini.
“Halo!.... Andre?” aku tersentak kaget keluar dari lamunan ku.
“eh iya, Yah?” Jawab ku”
“Ya udah! Besok ayah transfer buat tambahan uang saku mu. Tapi inget! Jangan Boros! Sadar lah, nak! Bahkan bulan ini uang saku mu melebihi gaji seorang karyawan baru tingkat rendah yang sudah mampu menghidupi satu keluarganya selama sebulan.” Ujar ayah ku
“Iya,yah! Terimakasih.” Jawab ku.
Kini aku berada di depan mesin ATM masih melamun terpaku mengingat seminggu yang lalu kejadian ini. Aku masih memikirkan apa sebenarnya membuatku menjadi seboros ini. Padahal aku tidak pernah membeli baju baru atau bahkan peralatan baru yang lainnya. Ku coba menghembus kan nafasku yang panjang. Ku ambil uang seratus ribu yang keluar dari mesin ATM. Lalu keluar dari ruangan mesim ATM itu.
Ku tatap motorku yang parkirnya di depan ruangan ATM. Ada seorang gadis jelita  yang duduk di atas motor ku. Ia tersenyum ramah ke pada ku. Senyum paling manis yang pernah ku lihat. Tak berdaya diriku dibuat olehnya.
Dia adalah Hani. Ia adalah gadisku. Aku mencintainya seutuhnya. Apa pun akan ku lakukan untuk mnyenangkan hatinya. Bagiku dia adalah bidadari dunia. Mulai dari ujung kaki hingga rambutnya tak ada cacatnya bagiku. Aku suka sama dirinya. Pacar baruku yang seminggu lalu resmi jadian padaku. Ku nyatakan cintaku di sebuah cafe romantis yang ku sewa untuk menyediakan tempat khusus untuk kami berdua. Dia tersenyum dan matanya berkaca dikala ku katakan aku suka padanya.
Malam ini tepatnya pukul 00.00 WIB adalah hari ulang tahunnya. Aku berlagak cuek di depannya seolah tidak tau apa-apa. Padahal sebenarnya aku sudah mempersiapkan sebuah surprise di suatu tempat yang romantis.
Sempat kepikiran oleh ku, sepertinya aku boros karena dirinya. Tapi aku mencoba melawan kata hati itu. “Ah...! Sekali ini aja deh! Setelah ini akan coba berhemat lagi. Ini juga demi kebahagian aku dan dia.”
Aku pun berjalan menghampirinya. Kemudian mengusap kepalanya sambil tersenyum ke arahnya untuk menujukkan bahwa akan tidak akan pernah menyesal memilikinya. Ia pun tersipu malu dan langsung menggenakan helm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar