Jumat, 25 Maret 2016

Review Puisi “Kacamata” Karya Joko Pinurbo (1999)



Nama: Risky Wahyudi
NIM: 13321092
Tugas: Review Puisi “Kacamata” Karya Joko Pinurbo (1999)


KACAMATA
Karya Joko Pinurbo

Baru tiga puluh tahun menyair, ia sudah pakai kacamata.
Biar tampak bijak dan matang. Biar dikira banyak mikir
dan merenung. Biar lebih kebapakan.

Kalau lagi kencan dengan kata-kata, ada-ada saja tingkahnya:
mencopot kacamata, membersihkannya, menerawangnya,
kemudian mengenakannya kembali sambil pura-pura batuk
dan pilek. Biasa, cari perhatian. Biar kelihatan berwibawa.
Biar dikagumi topeng yang nampang di hadapannya.

Dan ia sudah punya bermacam-macam kacamata.
Tapi ia masih harus mencari matakaca yang bisa membuatnya
tidak grogi menerima teluh cinta kata-kata;
yang bisa menjadikannya tidak nyeremimih dan ingah-ingih
saat menghadap yang mahamakna.
(1999)



Review
Secara umumnya Puisi ini menggunakan makna denotasi. Dimana setiap kat atau kalimatnya merupakan sebuah makna sejati dari setiap kata-kata atau kalimatnya. Pengemasan jati diri tokoh cukup menarik. Penggunaan kata subjek sangat implisit. Terlihat juga bahwa tidak terdapat pengulangan kata di dalamnya. Eksistensi subjek dihadirkan melalui susunan setiap kalimat-kalimatnya. Pendengar dapat mengindrainya melalui penglihatan dan pendengaran Pusi ini tampaknya seperti sebuah deskriptif akan suatu fenomena kehidupan yang sepele namun sebenarnya memiliki sutu hal yang tidak bisa dipandang remeh.
Perasaan kesal dan resah tercurahkan melalui puisi ini. Siapa pun yang membacanya bisa saja tersindir akan setiap kalimatnya. Hal itu dikarenakan mampu memberikan kesadaran bahwa seringkali kita menilai sosok pribadi seseorang melalui apa yang ia kenakan saja.
 “Kacamata” merupakan sebuah alat yang mampu mewakili penafsiran akan sosok pribadi seseorang ini. Stereotype seseorang (baik disadari maupun tidak)  mudah sekali timbul disaat orang menggunakan alat yang satu ini.“Kacamata” adalah salahsatu contoh alat sederhana yang dianalogikan pada puisi ini mampu mewakili alat-alat lainnya yang kerabkali menimbulkan stereotype tersendiri bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar