Jumat, 25 Maret 2016

Review Puisi "Jembatan", Karya Sutardji Calzoum Bachri


Nama : Lukman Adhi 
NIM   : 14321051
Tugas Review puisi Sutardji Calzoum Bahri judul "Jembatan"


JEMBATAN
Oleh: Sutardji Calzoum Bachri
Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung
air mata bangsa. Kata-kata telah lama terperang-
kap dalam basa-basi dalam teduh pekewuh dalam
Isyarat dan kilah tanpa makna.
Maka aku pun pergi menatap pada wajah
orang berjuta.
Wajah orang tergusur
Wajah yang ditilang malang
Wajah legam para pemulung yang memungut
remah-remah pembangunan
Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar
penonton etalase indah di berbagai plaza.
Wajah yang diam-diam menjerit melengking
melolong dan mengucap :
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu
Tapi wahai saudara satu bendera, kenapa
kini ada sesuatu yang terasa jauh-beda diantara kita ?
Sementara jalan-jalan mekar di mana-mana
menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
timbuh kokoh merentangi semua sungai dan  lembah yang
ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani
jurang di antara kita ?
Di lembah – lembah kusam pada pucuk tulang kersang
dan otot linu mengerang mereka pacangkan koyak-
moyak bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara.
Gerimis tak mampu mengucap kibaran-
nya. Lalu tanpa tangis mereka menyanyi :
padamu negeri
airmata kami

Review
Puisi ini bercerita tentang kegelisahan Sutardji dalam melihat kesenjangan social saat ini yang sudah sangat miris dan orang-orang pinggiran seperti pemulung dan orang yang tidak mampu. Selain itu Sutardji juga mengkritik orang-orang yang tetap cuek walaupun masih satu tempat terhadap lingkungannya dan hanya sibuik dengan urusannya sendiri.
Hal ini merupakan cerminan kenyataan kehidupan saat ini disaat beberapa orang sibuk dengan kekayaan dan hartanya tetapi di sisi lain masih ada orang-orang yang untuk makan saja susah sedangkan kita masih dalam satu negara Indonesia.
Rasa saling memiliki dan kekeluargaan sepertinya perlu ditambah agar tidak terjadi kesenjangan antar manusia agar terciptanya kehidupan yang nyaman dan tenteram tanpa ada kesenjangan antara yang kaya dan miskin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar