Nama: Risky Wahyudi
NIM: 13321092
Sekali lagi
“Oh tidak!”
Keluhku dalam hati. Saldo uangku tinggal dua ratus tiga puluh ribu rupiah
terpampang dari layar ATM. Wajah panik mulai timbul. Pertanyaan-pertanyaan yang
tentunya tidak akan mampu memutar waktu muncul di benakku.
Perasaan baru
seminggu yang lalu aku ditransfer uang sama orang tua. Aku meminta tambahan
jajan untuk bulan ini karena baru seminggu dikirim, uang saku telah habis.
Kemarin pun aku diomelin sama ayah. Beliau tampak kesal sepertinya.
“Baru
seminggu uang sakumu udah habis? Kamu Ngapain aja di sana? Perasaan jika
dihitung-hitung untuk uang makan sama keperluan sehari-harimu ayah rasa sudah
cukup, Andre!” ujar ayah minggu lalu di balik layar ponselnya.
“Aku sudah
mencoba hemat yah? Bahkan aku jarang sarapan pagi, untuk digabung dengan makan
siang, biar bisa hemat. Tapi tetap nggak bisa yah. Aku pun heran kenapa aku
bisa boros. Kayaknya karena BBM naik, jadi harga barang serba melambung
tinggi,yah!” Ujar ku.
“Perasaan
anggaran biaya pengeluaran ibumu di rumah nggak naik-naik amat kok! Toh,
Buktinya Ibumu masih bisa masakin makanan yang lenak untuk ayah. Nah sedangkan
kamu kok malah berhemat-hemat makannya. Perasaan ayah sudah bilang, untuk
selera makan mu jangan ditahan-tahan. Ini persoalan bagaimaana kamu menjaga
tubuhmu agar sehat dan bagaimana cara kamu menikmati segenap rezeki untuk
bersyukur. Tapi inget jangan sampai boros! Segala sesuatu itu ada alasan.”
Aku hanya
bisa terdiam mendengarkan ucapan ayah. Sambil mendengarkannya aku coba
pikir-pikir ada apa gerangan dibalik semua ini. Kenapa diriku bisa seboros ini.
“Halo!....
Andre?” aku tersentak kaget keluar dari lamunan ku.
“eh iya,
Yah?” Jawab ku”
“Ya udah!
Besok ayah transfer buat tambahan uang saku mu. Tapi inget! Jangan Boros! Sadar
lah, nak! Bahkan bulan ini uang saku mu melebihi gaji seorang karyawan baru
tingkat rendah yang sudah mampu menghidupi satu keluarganya selama sebulan.”
Ujar ayah ku
“Iya,yah!
Terimakasih.” Jawab ku.
Kini aku
berada di depan mesin ATM masih melamun terpaku mengingat seminggu yang lalu
kejadian ini. Aku masih memikirkan apa sebenarnya membuatku menjadi seboros
ini. Padahal aku tidak pernah membeli baju baru atau bahkan peralatan baru yang
lainnya. Ku coba menghembus kan nafasku yang panjang. Ku ambil uang seratus
ribu yang keluar dari mesin ATM. Lalu keluar dari ruangan mesim ATM itu.
Ku tatap
motorku yang parkirnya di depan ruangan ATM. Ada seorang gadis jelita yang duduk di atas motor ku. Ia tersenyum
ramah ke pada ku. Senyum paling manis yang pernah ku lihat. Tak berdaya diriku
dibuat olehnya.
Dia adalah
Hani. Ia adalah gadisku. Aku mencintainya seutuhnya. Apa pun akan ku lakukan
untuk mnyenangkan hatinya. Bagiku dia adalah bidadari dunia. Mulai dari ujung
kaki hingga rambutnya tak ada cacatnya bagiku. Aku suka sama dirinya. Pacar
baruku yang seminggu lalu resmi jadian padaku. Ku nyatakan cintaku di sebuah
cafe romantis yang ku sewa untuk menyediakan tempat khusus untuk kami berdua.
Dia tersenyum dan matanya berkaca dikala ku katakan aku suka padanya.
Malam ini
tepatnya pukul 00.00 WIB adalah hari ulang tahunnya. Aku berlagak cuek di
depannya seolah tidak tau apa-apa. Padahal sebenarnya aku sudah mempersiapkan
sebuah surprise di suatu tempat yang romantis.
Sempat
kepikiran oleh ku, sepertinya aku boros karena dirinya. Tapi aku mencoba
melawan kata hati itu. “Ah...! Sekali ini aja deh! Setelah ini akan coba
berhemat lagi. Ini juga demi kebahagian aku dan dia.”
Aku pun
berjalan menghampirinya. Kemudian mengusap kepalanya sambil tersenyum ke arahnya
untuk menujukkan bahwa akan tidak akan pernah menyesal memilikinya. Ia pun
tersipu malu dan langsung menggenakan helm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar