oleh: Whisnu Dwi Satria
Sunyinya pernah ku gaduhkan
Dalam ruang televisi yang romantis
Sayap ibu yang halus menambah kegaduhan
Ketika taring bapak menggesek dinding ruang televisi
Para seniman penuh sensasi dan
Para tikus yang berdasi mulai beradu akting tuk ikut serta meramaikan ruang televisi
Yang melambung tinggi karena rating
Sudah saatnya, ku ditinggalkan secercah harapan mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar