GIFARI
ASFAHANI
14321162
Review
puisi “ celana ibu “ karya Joko Punirbo (2004)
Celana
Ibu
Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.
Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri dan meminta
Yesus untuk mencobanya.
“Paskah?” tanya Maria.
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira.
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.
(2004)
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.
Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawakan celana
yang dijahitnya sendiri dan meminta
Yesus untuk mencobanya.
“Paskah?” tanya Maria.
“Pas sekali, Bu,” jawab Yesus gembira.
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.
(2004)
Review:
Puisi Joko Pinurbo yang berjudul “Celana Ibu” menggambarkan kebangkitan
Yesus sebelum kembali ke surge. Ibu dalam konteks ini adalah Ibu yang
melahirkan Yesus yang bernama Maria.
Pada
bait pertama dituliskan “Maria sangat sedih menyaksikan anaknya mati di kayu
tanpa celana” menggambarkan keadaan Yesus saat itu yang mati karena disalib dan
tidak memakai pakaian. Melihat hal tersebut, Maria sangat kasihan dan sedih
atas kematian anaknya. “dan hanya berbalutkan sobekan jubah yang berlumuran
darah”, jubbah di sini mungkin dimaksudkan penulis adalah sehelai kain yang
menutupi daerah vitalnya dan kondisinya yang sudah berlumuran darah karena Yesus
dibunuh dengan cara ditombak sehingga mengeluarkan banyak darah.
Pada
bait kedua, disebutkan “ketika tiga hari kemudian Yesus bangit dari mati”,
memberikan keterangan bahwa Yesus kembali dibangkitkan setelah kematiannya
selama tiga hari. “pagi-pagi
sekali Maria dating ke kubur anaknya itu”, menunjukkan bahwa seorang ibu yang
sedih hatinya dating untuk menemui anaknya di kuburan. “membawakan celana
yang dijahitnya sendiri” pada penggalan kalimat ini menunjukkan betapa cintanya seorang ibu pada anaknya dengan membuatkan celana untuk anaknya dengan dijahit hasil buah tangannya sendiri, “dan meminta Yesus untuk mencobanya” karena pada baris sebelumnya Maria sangat sedih melihat Yesus hanya dibalut oleh helaian kain yang berlumuran darah, Maria ingin Yesus mencoba dan memakainya. Celana dalam konteks ini, bisa saja dimaksudkan penulis dengan celana yang bermakna sesungguhnya atau doa dari seorang ibu demi keselamatan anaknya.
yang dijahitnya sendiri” pada penggalan kalimat ini menunjukkan betapa cintanya seorang ibu pada anaknya dengan membuatkan celana untuk anaknya dengan dijahit hasil buah tangannya sendiri, “dan meminta Yesus untuk mencobanya” karena pada baris sebelumnya Maria sangat sedih melihat Yesus hanya dibalut oleh helaian kain yang berlumuran darah, Maria ingin Yesus mencoba dan memakainya. Celana dalam konteks ini, bisa saja dimaksudkan penulis dengan celana yang bermakna sesungguhnya atau doa dari seorang ibu demi keselamatan anaknya.
Paskah
di bait ketiga menunjukkan kata yang berarti hari kebangkitan Yesus yang
disebutkan di Injil dengan kata “paska”. Namun, melihat kata ini dapat
diartikan berbeda dengan sudut pandang yang berbeda pula. Setelah kata paskah,
terdapat keterangan “Tanya Maria”, ini juga dapat diartikan dengan “pas atau
tidak” ukuran celana tersebut di badan Yesus. Lalu Yesus menjawab “Pas sekali,
Bu,” dengan gembira. Menggambarkan betapa bersukacitanya Yesus saat menerima
pemberian ibunya. Bahkan seolah-olah, Yesus menunda kenaikannya ke surga demi
menunggu kehadiran Maria ibunya.
Salah
satu hal yang menghalangi Yesus untuk naik ke surga, menurut puisi di atas di
bait terakhir adalah bertemu ibunya. “Mengenakan
celana buatan ibunya, Yesus naik ke surga.” Setelah bertemu Maria, maka Yesus
naik ke surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar